Sabtu, 14 November 2009

romantic ideas

Bila kekasihmu sedang pergi selama beberapa hari, katakan padanya bahwa kamu mengkhawatirkannya maka kamu telah menyewa bodyguard untuk menjaganya. Kemudian berikan padanya boneka teddy bear kecil.


Dalam saat yang spesial, belikan kekasihmu sebelas bunga mawar asli dan satu bunga mawar plastik. Letakkan bunga mawar plastik itu di tengah karangan bunga, kemudian tuliskan dalam selembar kertas:
“aku akan tetap mencintaimu hingga bunga mawar terakhir ini layu”


Belikan sebuah cermin kecil yang bagus dan berikan kepada kekasihmu sebagai hadiah. Sisipkan surat di kotaknya yang bertuliskan:
“dalam cermin ini engkau akan menatap wajah seorang wanita tercantik di dunia”

Minggu, 08 November 2009

wanna get something?.... be ready to lose something

prinsip ekonomi yang udah mutlak di mana-mana. kalau kita mau mendapatkan sesuatu, maka sebagai gantinya, kita juga akan kehilangan sesuatu. contoh kecilnya saja, bila kita ingin mendapatkan sesuatu maka kita akan kehilangan barang lain sebagai pembayarannya bukan (duit...duit... kalau gak ngerti...)?

Sabtu, 07 November 2009

menikah

Menikah? Mengapa kita harus menikah? Mengapa belum juga menikah? Mengapa tidak menikah? ....Ketika membicarakan masalah ini rasanya terlihat banyak hal yang misterius di dalamnya. Seberapa pun banyaknya teori, ataupun pengalaman2 tentang pernikahan yang telah terjadi, ataupun telah gagal, bahkan dengan dalil2 dan teori tentang pernikahan yang ada dalam Qur’an – Hadist,…

.semuanya itu rasanya tidak mampu untuk memecahkan misteri yang ada dalam pernikahan,….sejak belum menikah, menjelang pernikahan, saat pernikahan dan bahkan setelah menikah. Rasanya tidak ada satupun dari sekian juta ‘pengalaman pernikahan’ yang ada memberikan masukan sama tentang ‘bagaimana mendapatkan pasangan yang cocok untuk dinikahi’, ‘seperti apa pernikahan yang baik itu’, bagaimana menjaga pernikahan yang baik, selamanya mawadah wa rohmah’, ‘bagaimana mencegah perceraian ketika pernikahan menghadapi ‘badai perkawinan’,. dan lain-lain cerita2 di seputar pernikahan.

Pada makalah seorang teman yang disampaikan pada acara UNIK (Usia Nikah) di suatu daerah, dinyatakan bahwa ‘Menikah adalah penyatuan hati 2 anak manusia yang saling mencintai dalam ikatan suci atas nama Ilahi’ ; ‘ Menikah adalah menyatukan 2 keluarga yang berbeda dalam satu ikatan sehingga menjadi sama’, Menikah bukanlah ‘1+1=2’, tetapi ‘(1-1/2)+(1-1/2)=1’. Mungkin masih ada versi lain lagi dari teori ‘definisi pernikahan’. Sedangkan dari sudut pandang agama Islam, cukup banyak dalil2 pernikahan yang menjadi ‘dasar’ yang akan lebih mendorong seseorang untuk menikah, diantaranya adalah: QS Ar-Rum ayat 21: ‘Dan dari sebagian tanda2 kekuasaan Alloh, maka Alloh menciptakan dari diri kamu sekalian beberapa istri (jodoh) agar ada di antara kamu sekalian mawadah (kasih sayang) dan rohmah (rohmat)’. Di dalam beberapa hadist, juga cukup banyak keterangan2 tentang keutamaan2 orang menikah, keutamaan di dunia dan di akherat. Diantaranya adalah: ‘Ketika salah satu kamu sekalian menikah, maka setan berteriak “Duh celaka, telah terjaga Ibnu Adam 2/3 agamanya dariku” ‘; ‘mencarilah rejeki dengan jalan menikah’; ‘2 rakaat sholatnya orang yang berkeluarga pahalanya 82 kali dibandingkan 2 rakaat sholatnya orang bujangan’, dan lain-lain. Teori2 dan ayat2 tentang pernikahan tersebut menggambarkan betapa sangat mulianya pernikahan. Hampir seluruh manusia berharap dapat menikah, atau memperoleh pernikahan yang baik.

Dan KENYATAANnya, betapa sangat tidak mudahnya pernikahan bagi sebagian orang di muka bumi ini. Betapa banyak media2 perjodohan, yang formal seperti terdapat di majalah2 atau koran2 seperti YASCO, KONTAK, dan lain2, atau di media Radio dan Televisi, Internet, yang sepertinya tidak pernah sepi peminat, serta adanya pengurus pernikahan (Tim PKW) pada banyak kelompok pengajian, atau bahkan ‘comblang2 informal’ yang menawarkan pertolongan untuk mempertemukan laki2 dan perempuan yang hendak menikah: Entah berapa persen ‘tingkat keberhasilan’ usaha2 tersebut dalam menghasilkan ‘pernikahan para peserta’nya. Yang jelas, ‘usaha/bisnis’ pernikahan tersebut tidak pernah akan kekurangan apalagi kehilangan pasar. Dan masih sangat banyak ‘perjaka disana’ dan ‘perawan di sini’ (termasuk barangkali juga para duda dan janda, …dan yang ingin wayuh) yang ‘antre’ untuk dipertemukan,….dan barangkali cocok…..karena ‘sekedar pertemuan’ belum menjamin para perjaka dan perawan tersebut bisa dinikahkan,…..’harus cocok’ dulu. Kata terakhir untuk menyatakan tingkat keberhasilan ini biasanya adalah “Jodoh di tangan Tuhan”, atau “Kalo udah jodoh nggak akan kemana”..

Alhamdulillah, Alloh maha adil, maha bijaksana, tidak menjadikan pernikahan sebagai ibadah wajib, sebagaimana wajibnya kita untuk sholat, puasa di bulan Romadhan, membayar zakat dan haji jika mampu. “Menikah adalah sunnah Nabi”. Ada sangat banyak keutamaan, kefadholan dan kemuliaan bagi orang yang menikah, baik di dunia maupun di akherat. Tetapi,… ‘tidak ada dosa’ bila seseorang tidak menikah, dengan catatan bahwa ‘agamanya tetep terjaga’. Tanpa bemaksud meremehkan pernyataan ‘tidak ada dosa’, saya cuma berpikir dan sedikit merenung, ‘Seandainya menikah adalah wajib seperti wajibnya sholat 5 waktu dalam sehari yang harus dilakukan, alangkah kasihannya orang yang mungkin bukan atas kehendaknya tidak juga menikah hingga usia kematiannya, tetapi harus menanggung dosa karena tidak menikah’.

Kadang2 saya merasa aneh juga,…kenapa ya ada banyak perjaka dan perawan di sini dan disana, ada banyak keakraban di antara para perjaka dan perawan tersebut, ada banyak kali juga pertemuan2 antara mereka,….kok mereka tidak juga menikah, ‘tidak nyambung2’, bahkan di usia yang kadang sudah ‘kelewat nisof’ untuk menikah. Ketika bertanya pada mereka mengapa belum menikah? Jawabannya juga aneka rupa. Ada yang memang masih ingin bebas atau lebih menyukai kebebasan, dan tidak menyukai keterikatan dengan pernikahan; ada yang trauma, tidak mau lagi disakiti karena mempunyai hubungan yang mendalam dengan lawan jenis; ada yang bilang ‘belum cocok aja’; ada juga yang bilang belum sesuai kriteria ortu; bahkan, biasanya karena usia yang sudah ‘kelewat dewasa’ (atau ), ada juga yang menyatakan ‘udah males mikirin masalah satu itu, banyaktua?? hal lain kok yang bisa dilakukan’. Dan masih banyak lagi ‘alasan2’ seseorang belum, atau mungkin tidak menikah.

Biasanya ’resume jawaban’ dari masalah ‘belum/tidak menikah’ itu adalah ‘belum qodar’. Pada sisi lain, mungkin memang yang bersangkutan tidak melakukan usaha apapun untuk bisa . Tapi janganmenikah,…..mungkin menunggu ‘pangeran/putri’ jatuh dari langit, salah, banyak juga yang sudah kesana kemari ‘mencari jodoh’, juga sudah berdoa siang malam, sholat hajat berkali-kali, sholat tahajud, …..juga sudah pasrah untuk ‘menikah dengan siapapun’ asalkan ‘orang iman’,…..tetap saja belum dapat jodoh.

Pada sebagian orang yang lain lagi, menikah menjadi urusan yang sangat mudah. Tidak betul-betul serius dalam doa atau sholat hajat, juga tidak kesana kemari cari jodoh, kok ndilalah tiba2 saja ada tamu datang dari jauh, kenalan sebentar terus cocok dan bisa segera menikah. Ada juga yang sudah berkali-kali menolak, kok yang ditolak itu ya pantang mundur sehingga akhirnya yang dilamar berkali-kali ini akhirnya nyerah juga, dan akhirnya menikahlah mereka. Ada juga yang beramar ma’ruf pada temennya tiba2 sang muridnya malah ngelamar untuk menikahinya, dan jadilah mereka. Masih banyak lagi cerita2 sejenis ini, yang jelas pengalaman kemudahan menikah tidak sama pada setiap orang. Dan keberhasilan satu pasangan dalam pernikahan pun juga tidak bisa selalu ‘dicontek’ sebagai referensi bagi yang belum menikah untuk bisa menikah, atau mendapat pernikahan yang baik.

Itulah hidup. Pernikahan ‘hanyalah’ salah satu ‘tugas/amanat’ dalam menjalani hidup beribadah pada Alloh. Sesungguhnya masih sangat banyak yang bisa dilakukan dalam sehari semalam, 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu, ……setiap saat,…untuk bisa mengisi waktu hidup, untuk tidak banyak melamunkan ‘sang pangeran atau putri’ yang tidak kunjung muncul, ….untuk tidak menganggurkan diri,…untuk terus berusaha mencari ‘lapangan amal sholeh’ yang lain, atau mencari ‘penjagaan agama’ yang lain. Satu hal yang mungkin harus sering2 diingat adalah “Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah padaKu”…….Kita diciptakan bukan untuk (sekedar) menikah,….tapi adalah untuk beribadah. Jadi,….ketika kita akan ibadah melalui jalan ‘menikah’ kok jalannya sulit, cobalah cari ‘jalan lain’ untuk beribadah, untuk menjaga agama kita masing2. Sangat2 banyak ‘jalan lain’ ini. Bukalah lagi segala ayat2 dalam Qur’an dan Hadist,…bacalah, pahami, review diri kita masing2 ‘ibadah apa saja yang sudah saya lakukan dan mana yang belum saya lakukan’….praktekkan segala perintah ibadah yang ‘tidak hanya’ menikah itu. Ini satu2nya cara tetep menjaga agama dan keimanan ketika kita belum/tidak menikah. Barangkali harus ‘jungkir balik’ mengatur waktu untuk memperbanyak ibadah dari pagi hingga malam hari di antara kesibukan kerja kita,.’mengais2 pahala’ dengan amalan2 baik yang paling kecil pun, seperti sekedar ‘sodaqoh senyum’ misalnya, atau sekedar ‘memberi salam’….semua itu berpahala. Ini perjuangan,….barangkali memang belum bisa membandingi pahalanya orang menikah yang telah terjaga 2/3 agamanya itu, dan telah dilimpahi banyak kesempatan limpahan rohmat. Tapi saya sangat percaya Alloh maha adil, Alloh tidak akan pernah mengabaikan amalan hambaNya sekecil apapun,…dan Alloh juga tidak akan mengabaikan hambaNya yang belum/tidak menikah.

Bagi yang telah menikah, banyaklah bersyukur karena perjuangan menjaga agama barangkali menjadi lebih ringan karena tidak dilakukan sendirian. Selalu ada teman dalam setiap langkah perjuangannya. Realisasikan kesyukuran ini dengan berusaha terus menjaga pernikahan dan hidup berkeluarga di ‘jalan Alloh’.

Itulah pernikahan.
Just my opinion.





[Submitted by iwo]

buat belajar bahasa inggris jadi menyenangkan

Kita sadar, bahwa mempelajari bahasa inggris dengan menghapal rumus-rumus grammar, Menghapal vocabulary, Menghapal kamus (apa bisa, gitu...?), adalah cara belajar paling nge-bete-in yang pernah ada dalam dunia pendidikan kita (lebay...). Oke, kembali serius. Jadi pada dasarnya, seperti itu kan? Sudah, akui saja. Nah, sekarang, berdasarkan perngalaman yang saya miliki, Ada beberapa cara yang paling ampuh untuk mempelajari bahasa inggris dengan fun dan tidak njelimet, dan tentunya, tidak ngebetein. mau tahu aaapa saja itu?

Belajar bahasa inggris dari mendengarkan lagu

Jujur, kita semua senang mendengarkan musik kan? Hampir sebagian besar dari manusia senang untuk mendengarkan musik.maka tidak heran, bila musik dijuluki sebagai bahasa universal, karena hampir tak ada manusia yang tidak bisa dipersatukan dengan musik. Nah, mengapa kita tidak memanfaaatkan kesenangan kita itu untuk kepentingan yang lebih bermanfaat? Contohnya, bila kita senang mendengarkan lagu dari luar negeri sana (yang berbahasa inggris, tentunya), maka gunakanlah hal itu untuk menambah kelancaran kita dalam listening. Kita bisa mendengarkan lagu itu, lalu menangkap liriknya. Untuk awal-awal, boleh lah, melihat teks terlebih dahulu. Kita bisa belajar mengartikan apa yang menjadi maksud dari lagu tersebut. Maka tanpa sadar, kita telah mempelajari pola-pola kalimat dalam bahasa inggris kan? Jauh lebih menyenangkan daripada bila kita harus menghapal rumus-rumus grammar yang njelimet itu. Lalu bila kita sudah agak mahir, kita bisa mendengarkan lagu tersebut tanpa melihat teks liriknya. Dengan begitu, telinga kita akan terbiasa untuk listening (bahasa singkatnya begitu lah).

Belajar bahasa inggris dari menonton film

Ini salah satu yang paling menyenangkan. Menonton film. Kita semua hobi pergi ke bioskop, bukan? Atau paling tidak, kita semua senang membeli (atau menyewa... apa saja deh) DVD film (yang original atau yang bajakan? Hehehe...) jadi,gunakanlah kesenangan kita itu agar bahasa inggris kita bisa meningkat. Caranya? Tonton saja film berbahasa inggris, tapi jangan menggunakan subtittle indonesia (tentu saja, ini hanya bisa digunakan bila kita menonton film dari DVD). Dengarkan baik-baik apa yang tokoh dalam film tersebut katakan. Lalu jangan lupa, perhatikan bagaimana cara mereka mengucapkan tiap kata. Maka kita akan belajar pronunciation, bukan? (ada yang tidak mengerti pronunciation? Oke, bukan bermaksud merendahkan yang telah mengeri, tapi, arti dari kata itu adalah cara pengucapan dalam bahasa inggris. Got it?)

Belajar bahasa inggris dari bermain game.

Jujur, siapa sih dari kita yang tidak senang bermain game? Saya yakin jawabannya hampir tidak ada. Kalau kita jeli ,dari hobi kita itu , bisa memberi mahfaat yang jauh lebih besar daripada Cuma sekedar having fun. Tentu saja, hampir sebagian besar game yang beredar di indonesia menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantarnya. Jadi, sekalian main game, kita jugia bisa memanfaatkan hal ini untuk memperlancar bahasa inggris kita. Iya, kan?

siapa bilang bahasa inggris itu nyebelin...??

Ketika kita mendengar kata inggris, apa yang akan langsung muncul di otak kita? Susah? Malas? Ribet? Bahasa yang nyebelin? Ataukah kata-kata lain yang pada intinya menunjukkan kebencian mendarah daging kita untuk belajar bahasa inggris? Well... jujur saja. Dari dulu sampai sekarang, itulah yang telah menjadi paradigma umum masyarakat kita (kita, Indonesia... kecuali kalau kamu yang membaca artikel ini berkewarganegaraan belanda, lain soal lagi ceritanya, saya lepas tangan lho...), bahwa inggris adalah bahasa yang membosankan, yang susah, yang ribet, bahasa yang harus kita pelajari karena terpaksa karena tuntutan Ujian Nasional, mungkin... bagi yang masih memiliki status sebagai pelajar... atau karena inggris adalah syarat mutlak bagi sebagaian besar lowongan pekerjaan... bagi mahasiswa atau para job seeker, misalnya. Dan sialnya... itu telah menjadi persepsi yang membuat bahasa inggris dibenci bagi sebagian besar dari kita.
Padahal, bila kita pikirkan lagi (pikirkan dengan matang dan tentunya... secara sadar, bukan sambil melamun) inggris tidaklah separah kedengarannya. Tentu saja, karena yang membuat persepsi seperti itu adalah otak kita sendiri. Lalu sekarang, bagaimana caranya agar kita bisa belajar bahasa inggris (dan menguasainya, tentu saja...) tanpa membuat otak kita berasap?
Coba sekarang perhatikan pertanyaan ini...

Mengapa kamu ingin belajar bahasa inggris?

Oh, tidak... jelas kalau saya memberikan pertanyaan ini, kamu bisa dengan mudahnya menjawab tanpa perasaan berdosa sama sekali, “saya gak pernah ingin belajar bahasa inggris , kok...” atau, “siapa juga yang mau belajar bahasa inggris? Ke-ge-er-an banget sih...”
Sekarang saya ubah pertanyaannnya...

Mengapa kamu terpaksa belajar bahasa inggris?

Nah, sekarang jelas kamu mau nggak mau harus menjawab pertanyaan ini kan?
Banyak yang akan menjawab, saya yakin dengan jawaban klise “ah, inggris muncul di UAN sih...” atau “kalau nggak belajar bahasa inggris, nanti gak bisa nyari pekerjaan dong...” atau lagi “gimana ya... saya dipaksa orang tua untuk kursus sih...”
Jujur... itu kan yang akan jadi jawaban kamu semua? Gak usah menyangkal, karena saya yang menulis artikel ini pun, sampai sekarang, jawabannya akan seperti itu (ini betulan lho...). Tentu saja, sesuai dengan jenjang dan status yang saya miliki. Dan saya rasa memang tidak bisa menemukan jawaban yang lebih tepat lagi selain jawaban-jawaban itu. Tapi, apakah kita lantas akan langsung menyerah bagitu saja, di depan pasukan perang digjaya bernama bahasa Inggrisdan kroninya? Tentu tidak, kan...?
Kita rasanya tidak punya pilihan lain selain mempelajari bahasa inggris (tentu saja, kabur darinya pun percuma... kita tentu tidak mau bila tidak lulus UAN gara-gara bahasa inggris, kan? Atau mendapat predikat pengangguran abadi [hiperbola banget ya...] gara-gara tidak menguasai bahasa inggris?)
Nah, jadi sekarang yang menjadi pertanyaannya,

Bagaimana agar kita bisa mempelajari bahasa inggis dengan perasaan senang di hati?
Bagaimana agar kita bisa memperlajari bahasa inggris seceria kita bermain play station 3?

Itu... adalah pertanyaan yang bisa dijawab dengan MUDAH....
SANGAT MUDAH.. maksud saya...
BETUL-BETUL MUDAH...
Kamu nggak percaya...?
Oke... teruskan saja membacanya...
Tapi, dalam artikel ini, kamu tidak akan menemukan cara bagaimana caranya bisa lulus ujian bahasa inggris dengan nilai tertinggi di sekolah, ataupun di kampus. Artikel ini juga tidak akan menjamin kamu bisa mendapat pekerjaan di perusahaan bonafit multinasional, kalau itu memang yang jadi tujuanmu dari awal. Percaya deh, udah banyak lembaga pendidikan yang memberikan jaminan seperti yang saya sebutin di atas tadi. Jadi saya tidak perlu menambah dartarnya. Yang saya tekankan di sini adalah, bagaimana caranya agar kita bisa menganggap inggris itu adaah bahasa yang mudah dan menyenangkan untuk dipelajari.

empat kesalahan fatal dalam mempelajari bahasa Inggris

Sebelum melanjutkan, coba baca dulu tiga kesalahan paling fatal yang pernah dilakukan para “english learner” selama ini. Atau jangan-jangan kamu sendiri pernah melakukannya?

Menganggap bahasa inggris itu susah


yang jadi permasalahan sekarang adalah, otak kita sendiri lah yang membuat bahasa inggris tampak susah. Bila kita telah berpikir bahwa inggris itu sialan (MAAF... hanya untuk menegaskan), maka selamanya inggris itu akan menjadi musuh abadi kita. Bila kita selamanya menganggap bahwa inggris itu susah, maka selamanya kita tak akan pernah bisa mengusai bahasa tersebut.
Saya pernah berbicara dengan seseorang yang berkata, “ah, inggris itu susah...” saya yakin sepenuh hati, dia sampai kapanpun tidak akan pernah bisa menguasai bahasa inggris. Mengapa? Karena sudah terparti dalam otaknya, bahwa bahasa inggris itu susah, maka otak akan melakukan tindakan untuk mencegah dirinya mengerti tentang bahasa inggris (eh... penjelasan lebih detail mengenai hal itu, silakan tanya langsung kepada orang yang mengerti psikologi, oke? Karena saya hanya tahu gars besarnya saja. Tapi setidaknya, kamu mengerti, kan?).
Jadi, sekarang tanamkan dalam hati (atau kepala... terserah yang mana saja...) kita, bahwa bahasa inggris itu mudah. Cukup. Pikirkan itu dulu selama beberapa saat, tak usah berpikir yang macam-macam dulu (contohnya... bagaimana cara menghapal vocabulary, bagaimana cara mengerti grammar... bagaimana... hei, kok saya yang jadi menyebutkannya satu-satu? Oke... lupakan yang tadi). Cukup ada di dalam pikiran kita bahwa inggris itu sangat sangat mudah sekali (ambigu... ). Maka, kamu akan seratus kali lebih mudah untuk mempelajarinya.

Menganggap bahasa inggris adalah pelajaran menghapal

Warisan salah kaprah sebagian besar guru bahasa inggris (bukan bermaksud menjelekkan profesi guru bahasa inggris, tapi setidaknya, itulah yang saya alami selama bergaul dengan guru-guru bahasa inggris yang mengajar saya sejak SD) adalah anggapan bahwa bahasa inggris adalah pelajaran hapalan. Tidak sepenuhnya salah memang, tapi bukan berarti ini bisa didiamkan begitu saja. Bila kita terjebak dalam doktrin bahasa inggris harus menghapal tersebut, maka saya bisa menjamin (tanpa garansi, tapi...) kalau kamu tak akan pernah bisa lancar berbahasa inggris. Faktanya selama ini, inggris adalah ilmu yang menuntut praktek dengan intensitas yang tinggi (mengerti? Oke, bahasa yang lebih sederhananya, inggris harus lebih banyak praktek, bukan teori). Jadi, kenapa tidak kita langsung peaktekkan saja?

Menganggap bahwa inggris adalah pelajaran teori


“Theory-oriented learning” dalam bahasa inggris adalah menyesatkan....!! (terlalu sarkastik, ya? Mau gimana lagi, ini untuk memperjelas segalanya, oke?). bila kita terlalu terpaku pada teori inggris, maka ucapkan saja selamat tinggal pada bahasa inggris. Jujur... kita muak dengan pelajaran yang banyak teorinya, kan? Apalagi bila harus menghapal buku tebal yang bisa membuat anjing langsung gegar otak bila terkena lemparannya. Lalu mengapa kita harus mengklasifikasikan bahasa inggris sebagai pelajaran teori? Buang jauh-jauh persepsi itu, karena bahasa inggris, adalah pelajaran praktek, bukan teori. Itu kuncinya. Seperti yang telah saya sebutkan dalam point yang kedua diatas.

Tidak berani melakukan kesalahan

Kehati-hatian memang bagus, tapi bila terlalu hati-hati, justru kita malah akan menjadi paranoid dan tidak berani mengambil resiko. Gampangnya, kita tidak akan maju. Itulah yang Terjadi dalam mempelajari bahasa inggris bagi sebagian orang yang takut melakukan kesalahan. Justru, kesalahan diperlukan (malah dianjurkan) dalam mempelajari bahasa inggris, terutama ketika kita sedang mempraktekkannya. Dengan begitu, maka kita akan bisa tahu di mana letak kesalahan kita, dan kita akan akan mengerti untuk tidak mengulanginya lagi di kemudian hari. Tanpa kesalahan, seseorang tidak akan mengerti di mana kesalahannya. Maka,jangan malu bila seseorang mengoreksi pengucapan atau tulisan inggris kamu, karena orang yang melakukan kesalahan dalam tahap belajar sama sekali tidak hina, malah justru, sebaliknya.

sekarang, Cara paling efektif untuk mengatasi empat kesalahan itu, tentu saja adalah dengan merubah semua persepsi dan paradigma keliru kita tentang bahasa inggris.

Anggap bahwa bahasa inggris itu mudah


Langkah awalnya, tentu saja, kita harus mengganggap bahwa bahasa inggris itu mudah. Dan bukan hanya di bahasa inggris saja, tapi dalam semua hal yang kita pelajari, anggaplah bahwa mempelajari mereka semua segampang membuar mie instan (analogi yang aneh... tapi biarlah...). maka itu akan membuat semuanya tampak seratus kali lebih mudah daripada ketika kita mengganggapnya sulit. Percaya deh...

Lebih sering praktek

Bahasa, apapun itu... tidak akan pernah bisa dikuasai oleh seseorang tanpa adanya elemen paling penting dalam pembelajaran, yaitu praktek (atau practice, istilah kerennya gitu...). bahasa inggris juga demikian. Bila kita hanya mempelajarinya secara teori (sebagai contoh, mengheapal rumus-rumus dan pola-pola grammar, perubahan kata kerja, dst), maka, bisa dipastikan, kita akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajarinya. Selain itu, bahasa inggris akan berubah menjadi ilmu yang membosankan (seperti yang telah saya sebutkan di atas kan? Kita semua muak dengan pelajaran yang terlalu babyak teorinya...). kalau kita sudah mengganggap inggris membosankan, ya sudah... say goodbye aja deh, untuk bahasa inggris.

Berani melakukan (atau membuat) kesalahan


Subjudul di sini bukan berarti saya menganjurkan kamu untuk berani berbuat salah (bahasa yang sederhananya, maling, nyopet, ngejambret... dll), karena bukan itu maksudnya, dan itu jauh sekali di luar konteks artiekel ini, tentu saja. Tapi, yang jadi penekanan adalah bagaimana kita bisa menghapus rasa malu dan takut untuk membuat kesalahan ketika kita mempelajari bahasa inggris. Saya di sini lebih masuk ke dalam konteks inggris yang dipelajari dalam bentuk praktek. Mengapa? Praktek itu membutuhkan, jelas, lebih dari sekedar kemampuan teoritis dalam berbahasa inggris. Yang paling diperlukan, tentu saja, adalah kemampuan “muka tebal” (pede, Ngerti?). kita tidak seharusnya malu ketika kita ingin mempraktekkan bahasa ingggris. Tapi tentu saja, yang menyebabkan kita malu untuk berbicara bahasa inggris adalah karena kita takut salah dan dikoreksi oleh orang lain kan? Jujur... itu jawaban yang akan dikeluarkan sebagian besar dari kita, kan? Tapi kenapa? Kenapa kita harus malu? Kalau memang lawan bicara kitapun statusnya masih sama seperti kita, yaitu belajar (kecuali kalau kita berbicara dengan dosen S2 sastra Inggris yang senang mengkritik, itu lain lagi ceritanya, dan sekali lagi, itu di luar konteks kita sekarang). Jadi intinya, hilangkan rasa malu, rasa takut berbuat kesalahan, dan... pede aja lagi..!!